Hallo Selamat datang :

Disini Segala tentang Kimia organik.

Saya Eko Nevriansyah

Pendidikan Kimia "16

Kelas Reguler B - A1C116014

Archive for February 2018

Pembentukan dan Reaktifitas Senyawa Organometalik


    •       Senyawa Organometalik (Organologam) merupakan senyawa yang mengandung ikatan karbon dengan logam (logam yang langsung terikat pada atom C yang membuat atom C bermuatan negatif / karbanion). Atom logam (seperti Hg, Zn, Pb, Mg dan Li) atau ke metaloid-metaloid tertentu (seperti Si, As dan Se). 

            Sifat senyawa organologam yang umum ialah atom karbon yang lebih elektronegatif daripada kebanyakan logamnya. Senyawa komplek logam (biasanya logam-logam transisi) merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih ikatan logam-karbon. Senyawa organologam terdiri dari atom pusat dan ligan.

      Lihat gambar dibawah ini : 

      Senyawa organometalik dapat dicontohkan pada reaksi reagen Grignard

               Reaksi Grignard adalah reaksi kimia organologam di mana alkil - atau Aril-magnesium halides (reagen Grignard) menambah gugus karbonil Aldehida atau keton. Reaksi ini adalah alat penting untuk pembentukan ikatan antar karbon. Reaksi Halida organik dengan magnesium bukan reaksi Grignard, tetapi menyediakan peraksi Grignard. Pereaksi Grignard memiliki rumus umum RMgX dimana X adalah sebuah halogen, dan R adalah sebuah gugus alkil atau aril (berdasarkan pada sebuah cincin benzen). Pereaksi Grignard sederhana bisa berupa CH3CH2MgBr.


      Kemduian dibawah ini adalah peta  dari reaksi organometalik yang umum terjadi , agar memudahkan kita untuk memahaminya


      Adapun  permasalahan yang ada dalam materi kali ini yaitu sebagai berikut ,

      1. Bagaimana senyawaan ionik dari logam elektropositif terbentuk ? 
      2.Adakah syarat-syarat tertentu untuk logam yang direaksikan ? jelaskan apa saja dan mengapa
      3.Mengapa ligan dapat mempengaruhi bentuk geometri dari senyawa organologam ? berikan contoh
    • 3 Comments
    • Readmore . . .
    • Add Comment

Mekanisme Reaksi Adisi Elektrofilik Pada Senyawa Organik Tidak Jenuh


    •    Jadi sejauh ini kita telah membahas reaksi substitusi dan eleminasi. Sekarang saatnya membahas mengenai " Reaksi Adisi " . Kata adisi berasal dari bahasa inggris (Addition = Penambahan). Reaksi adisi adalah reaksi penambahan atau pemasukan suatu atom ke  dalam suatu molekul yang mempunyai ikatan π (alkena dan alkuna), sehingga mengakibatkan putusnya ikatan π tersebut. 

          Reaksi adisi adalah reaksi penggabungan dua atau lebih molekul menjadi sebuah molekul yang lebih besar dengan disertai berkurangnya ikatan rangkap dari salah satu molekul yang bereaksi akibat adanya penggabungan. Biasanya satu molekul yang terlibat mempunyai ikatan rangkap. Reaksi ini hanya terjadi hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna).

      Reaksi ini merupakan reaksi untuk senyawa alkena dan alkuna. Untuk sekarang kita mengetahui ikatan apa yang terputus dan terbentuk dibawah ini adalah pola umum reaksi addisi yang terjadi :


                    Kita mengetahui bahwa ikatan yang terputus adalah ikatan phi C-C dan membentuk dua ikatan tunggal yang baru terhadap atom karbon

      hal ini selalu terjadi , ngomong-ngomong jika kita memutuskan ikatan Phi pada C-C , inilah yang disebut reaksi adisi

              Hal yang sangat penting sekali adalah kita harus mampu melihat " HIDROGEN TERSEMBUNYI "  dalam akena , karena mereka sering tidak ditunjukkan.  Untuk memperdalam pemahaman kita perhatikan gambar dibawah ini dan buatlah dirimu bisa melihat hidrogen yang tersembunyi pada tiap atom karbon.


                Reaksi adisi hanya dapat terjadi pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap seperti alkena dan alkuna. Alkena dan alkuna dapat mengalami reaksi adisi dengan hidrogen, halogen maupun asam halida (HX).

      REAKSI ADISI ASAM HALIDA PADA ALKENA

      • Reaktivitas relatif asam halida HI > HBr > HCl > HF.
      • Asam terkuat HI bersifat paling reaktif terhadap alkena
      • Asam terlemah HF paling tak reaktif terhadap alkena.


                Suatu hidrogen halida mengandung ikatan H-X yang sangat polar dan dapat mudah melepaskan H+ dan menyerang ikatan rangkap pada alkena dan membentuk karbokation sementara, yang dengan cepat bereaksi dengan ion negatif halida dan menghasilkan alkil halida (R-X).


                 Dalam adisi ini atom X terikat pada C rangkap dikiri atau dikanan akan menghasilkan senyawa yang berbeda, kecuali kalau R dengan R’ sama. Untuk itu, ada aturan yang (padat) menetapkan hasil utama dari reaksi adisi tersebut yang dikemukakan oleh Vlademir Markovnikov. Aturan Markovnikov :
      • ikatan rangkap merupakan kumpulan elektron
      • gugus alkil merupakan gugus pendorong elektron. Alkil makin besar, daya dorong makin kuat. Urutan kekuatan alkil : – CH3 < – C2H5 < – C3H7
      • gugus elektronegatif merupakan gugus penarik elektron. Makin elektronegatif, daya tarik elektron makin kuat
          Jadi pada suatu reaksi adisi elektrofilik, ikatan π pada alkena bertindak sebagai nukleofil, sedangkan atom yang pertama mengadisi (masuk) merupakan suatu elektrofil. Jadi, pemutusan ikatan π pada alkena tersebut terjadi disebabkan oleh masuknya suatu elektrofil. Oleh karena itu, reaksi ini disebut sebagai reaksi adisi elektrofilik.

      Untuk contoh lain pada reaksi adisi dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 

      Penjelasan : 

      • Pada contoh 1, gas propena (C3H6) direaksikan dengan gas hidrogen (H2), maka akan dihasilkan gas propana (C3H8). Pada reaksi tersebut dapat diamati bahwa terjadi penambahan atau pemasukan dua atom H dari molekul H2 pada molekul C3H6, sehingga dihasilkan produk dengan rumus molekul C3H8
      • Pada contoh 2 juga dapat diamati bahwa terjadi pemasukan dua atom Br dari molekul Br2 pada molekul C3H6, sehingga dihasilkan produk dengan rumus molekul C3H6Br2.
      • Pada contoh 3, suatu propena direaksikan dengan suatu asam bromida (HBr). Pada reaksi tersebut, atom yang masuk tidaklah sama, yaitu atom H dan Br, sehingga akan dihasilkan 2 kemungkinan produk yang merupakan isomer C3H7Br, yaitu 2-bromopropana dan 1-bromopropana. Ketika suatu reaksi menghasilkan lebih dari satu produk (produk mayor dan produk minor), maka reaksi tersebut bersifat regioselektif. Produk mayor dari suatu reaksi adisi alkena dengan asam halida (HX), dapat ditentukan dengan mudah berdasarkan aturan Markovnikov dan anti Markovnikov .

      Untuk lebih jelasnya mengenai aturan MarkovNikov dan Anti MarkovNikov , pahami penjelasan berikut :

      • Markovnikov
      Produk mayor dari suatu reaksi adisi elektrofilik selalu mengikuti aturan Markovnikov dan disebut sebagai produk Markovnikov. Menurut aturan Markovnikov: “jika suatu alkena direaksikan dengan asam halida (HX), maka atom H dari HX akan masuk pada atom C rangkap yang mengikat H lebih banyak”, sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut. 

      Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk mayor reaksi antara propena dengan HBr adalah 2-bromopropana. Selanjutnya, untuk memahami aturan Markovnikov dengan baik, Anda dapat mempelajari beberapa contoh reaksi berikut.

      • Anti Markovnikov

                Dalam kasus adanya suatu peroksida, produk mayor dari suatu reaksi adisi elektrofilik teramati tidak mengikuti aturan Markovnikov. Produk mayor yang berlawanan dari aturan Markovnikov ini disebut sebagai produk anti Markovnikov.

               Aturan anti Markovnikov ini hanya berlaku pada reaksi alkena dengan HBr yang dibantu oleh kehadiran suatu peroksida. Kehadiran suatu peroksida dalam reaksi menyebabkan H-Br mengalami pemutusan homolitik, sehingga dihasilkan radikal bebas Br. Radikal bebas Br ini selanjutnya menyebabkan reaksi adisi tersebut berlangsung dengan mekanisme radikal bebas, sehingga menghasilkan produk mayor berupa produk anti Markovnikov. Hal ini disebabkan oleh sifat alamiah dari ikatan H-Br yang mudah mengalami pemutusan homolitik dan ikatan C-Br yang terbentuk juga bersifat stabil. Oleh karena itu, aturan ini tidak berlaku pada reaksi adisi antara alkena dengan asam halida yang lain. 

      Untuk contoh mekanisme reaksi reaksi melalui jalan pembentukan karbokation dapat diamati pada gambar dibawah ini :



      adapun permasalahan yang ada dalam materi kali ini antara lain : 

      1. Apakah produk dari reaksi eleminasi dapat di adisi kembali ?
      2. Bagaimana cara menentukan produk mayor dan minor dalam reaksi adisi elektrofilik  ?
      3. Mengapa Karbokation sekunder lebih stabil dibandingan karbokation primer pada reaksi adisi ?


      sumber : 
      https://www.masterorganicchemistry.com/tips/addition-pattern-1-carbocations/
      http://portalkimor.blogspot.co.id
    • 3 Comments
    • Readmore . . .
    • Add Comment

Contoh Mekanisme Reaksi Substitusi Alkil Halida

    • Kali ini , mari mulai dengan halida ( 2-bromobutana) .
      perhatikan ikatan yang terbentuk dan terputus 



      berdasarkan gambar diatas , reaksi tetap membentuk C-O dan memutuskan C-Br ,jadi ini merupakan reaksi substitusi
      tapi ada beberapa hal yang menjadi kunci disini 

      Pertama, Ketika kita mengukur laju reaksinya , kita mengetahui bahwa laju reaksinya hanya bergantung pada konsentrasi dari halida bromin saja, dengan kata lain , laju reaksinya adalah "unimolekular"
      kedua,tidak seperti reaksi SN2 , kita disini mendapatkan satu enantiomer dengan keadaan inversion ( berlawanan )
      ketiga ,apabila kita membandingkan reaksi , kita dapat mengetahui bahwa laju reaksi meningkat mulai dari 1 - bromobutana ke 2-bromobutana dan kemudian ke T-bromobutana , dengan kata lain laju reaksi meningkat dari primer menuju tersier
      terakhir, tidak seperti SN2 , reaksi SN1 proses terbaiknya yaitu dengan pelarut polar aprotik ( seperti DMSO ) , 

      dapat dilihat pada gambar dibawah ini untuk mengetahui perbedaannya



      Reaksi ini sangatlah berbeda dengan SN2 ,
      ini teori terbaik kita 
      " tidak seperti SN2 , yang semuanya terjadi pada satu waktu , pada SN1 reaksi terjadi lebih teratur satu molekul bereaksi pada satu waktu "

      Mekanisme nya :

      Pertama, Gugus yang pergi meninggalkan alkil halida , sehingga memutuskan ikatan C-Br untuk membentuk karbokation dan C-Br
      Kemudian, Nukleofil dalam hal ini air menyerang , yang mana memberikan alkohol sebagai produk kita

      dapat diamati dalam gambar dibawah ini :


      Mari lihat bagaimana kita dapat memahami reaksi diatas :


      • Laju reaksi hanya bergantung pada alkil halida saja karena kita membentuk karbokation yang kurang stabil , yang mana ini adalah lajur reaksi yang lambat
      • karbokationnya datar ( hibridisasi sp2 ), jadi ketika nukleofil menyerang atom karbon , ia dapat menyerang dari arah manapun . Artinya kita bisa mendapatkan campuran dari arah yang sama atau berlawanan
      • Karbokation tidak stabil , dan kestabilan nya meningkat dari primer ke tersier
      • Karbokation adalah polar , jadi mereka dapat distabilkan oleh pelarut polar dan pelarut polar protik lebih baik dalam menstabilkan dibandingkan pelarut polar aprotik

      Sebagai tambahan , ini adalah urutan tingkatan gugus yang pergi  dan urutan nukleofil

      Potensi gugus yang pergi

      Urutan Nukleofil dipengaruhi beberapa faktor :


      dan yang menjadi catatan utama kita adalah " Halangan terbesar dari reaksi SN1 adalah kestabilan karbokation . Apapun yang dapat menstabilkan karbokation , akan mempercepat reaksi SN1"

      Kemudian Dibawah ini merupakan contoh untuk reaksi SN2 , 


      Mari kita mulai dengan satu enesiomer pada reaktan dan satu enansimer pada produk

      Ketika kita melihat laju reaksi pada reaksi ini , kita mengetahui bahwa ini bergantung pada beberapa hal , antara lain :

      1. Konsentrasi dari nukleofil dan elektrofil . Jika kita menggandakan konsentrasi dari salah satunya , maka laju reaksinya akan menjadi dua kali lipat. Sedangkan jika kita menggandakan konsentrasi keduanya maka laju reaksi akan menjadi empat kali nya

      2. Selanjutnya, jika kita menguji laju reaksi daru reaksi ini dengan 1-butil klorida dari pada 2-butil klorida ini akan menjadi sekurang-kurangnya 20 kali lebih cepat

      Mari kita lihat perbandingan antara reaksi SN1 dan SN2 pada tabel dibawah ini :





      Beberapa Permasalahan untuk memperdalam pemahaman kita mengenai reaksi SN1 ini : 
      1. Bagaimana cara kita menentukan apakah sebuah reaksi itu merupakan reaksi SN1 atau E1 ? boleh dari faktor apa saja
      2. Mengapa karbokation lebih stabil pada alkil halida tersier dibandingkan primer ?
      3. Mengapa pada reaksi SN1 cenderung bereaksi dengan nukleofil lemah ? apakah tidak bisa dengan nukleofil yang kuat seperti pada reaksi SN2 ?

      sumber :

      https://www.masterorganicchemistry.com/tips/the-sn1-reaction/
      https://www.masterorganicchemistry.com/2012/07/13/the-sn1-mechanism/
      https://www.masterorganicchemistry.com/tips/sn1sn2e1e2-solvent/
      https://www.masterorganicchemistry.com/2013/11/07/guest-post-on-sn1sn2e1e2-2-three-and-a-half-steps-to-any-substitution-or-elimination-reaction/
    • 5 Comments
    • Readmore . . .
    • Add Comment

Tingkatan Nukleofilitas Pada Mekanisme Reaksi Substitusi


    • Nukleofililisitas/kenukleofilan
      Dalam kimia, nukleofil adalah reagen yang membentuk ikatan kimia terhadap partner reaksinya. Nukleofil adalah sebuah spesies (ion atau molekul) yang tertarik kuat ke sebuah daerah yang bermuatan positif pada sesuatu yang lain. Nukleofil bisa berupa ion-ion negatif penuh, atau memiliki muatan yang sangat negatif pada suatu tempat dalam sebuah molekul. Nukleofil-nukleofil yang umum antara lain ion hidroksida, ion sianida, air dan amonia.

      Perhatikan bahwa masing-masing nukleofil pada gambar di atas mengandung sekurang-kurangnya satu pasangan elektron bebas, baik pada sebuah atom yang bermuatan negatif penuh, atau pada sebuah atom yang sangat elektronegatif yang membawa muatan  - yang cukup besar.

      Nukleofilitas adalah ukuran kemampuan suatu pereaksi untuk menyebabkan nukleofil melakukan reaksi substitusi. Bila suatu reaksi substitusi melibatkan nukleofil, maka reaksi tersebut disebut substitusi nukleofilik (SN), dimana S menyatakan substitusi dan N menyatakan nukleofilik. Pada kimia organik maupun anorganik, substitusi nukleofilik adalah suatu kelompok dasar reaksi substitusi, dimana sebuah nukleofil yang "kaya" elektron, secara selektif berikatan dengan atau menyerang muatan positif dari sebuah gugus kimia atau atom yang disebut gugus lepas (leaving group).
      Spesies yang bertindak sebagai penyerang adalah nukleofil (basa Lewis), yaitu spesies yang dapat memberikan pasangan elektron ke atom lain untuk membentuk ikatan kovalen. Perubahan yang terjadi pada reaksi ini pada dasarnya adalah: suatu nukleofil dengan membawa pasangan elektronnya menyerang substrat (molekul yang menyediakan karbon untuk pembentukan ikatan baru), membentuk ikatan baru dan salah satu substituen pada atom karbon lepas bersama berpasangan elektronnya.
      Bentuk umum reaksi ini adalah :
      Nu: + R-X → R-Nu + X:
      Dengan Nu menandakan nukleofil: menandakan pasangan elektron, serta R-X menandakan substrat dengan gugus pergi X. Pada reaksi tersebut, pasangan elektron dari nukleofil menyerang substrat membentuk ikatan baru, sementara gugus pergi melepaskan diri bersama dengan sepasang elektron. Produk utamanya adalah R-Nu. Nukleofil dapat memiliki muatan listrik negatif ataupun netral, sedangkan substrat biasanya netral atau bermuatan positif.
      Contoh substitusi nukleofilik adalah hidrolisis alkil bromida, R-Br, pada kondisi basa, dimana nukleofilnya adalah OH dan gugus perginya adalah Br-.
      R-Br + OH → R-OH + Br
      Reaksi substitusi nukleofilik sangat umum dijumpai pada kimia organik, dan reaksi-reaksi ini dapat dikelompokkan sebagai reaksi yang terjadi pada karbon alifatik, atau pada karbon aromatik atau karbon tak jenuh lainnya (lebih jarang).
      Jika nukleofil penyerang dinyatakan dengan lambang Y: atau Y dan substratnya R-X; maka persaman reaksi substitusi nukleofilik dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut:
      R – X    +    Y-           à         R – Y             +      X-
                  Gugus pergi adalah substituen yang lepas dari substrat, yang berarti atom atau gugus apa saja yang digeser dari ikatannya dengan atom karbon. Substrat bisa bermuatan netral atau positif, sedangkan nukleofil bermuatan netral atau negatif. Pada umumnya nukleofil adalah ion yang bermuatan negatif (anion), tetapi beberapa molekul netral dapat pula bertindak sebagai nukleofil, contoh: H2O, CH3OH, dan CH3NH2. Hal ini disebabkan karena molekul-molekul netral tersebut, memiliki pasangan elektron menyendiri yang dapat digunakan untuk membentuk ikatan sigma dengan atom C substrat. Dalam reaksi substitusi nukleofilik bila nukleofilnya H2O atau -OH disebut reaksi hidrolisis, sedangkan bila nukleofil penyerangnya berupa pelarut disebut reaksi solvolisis. Dengan demikian maka reaksi substitusi nukleofilik dapat dituliskan dalam  4 macam persamaan reaksi, yaitu:
      Nu: –       +  R – L     →        Nu   – R     + L:  –
      Nu:         +  R – L     →        Nu+  – R     + L:  –
      Nu: –       +  R – L+   →        Nu   – R     + L: 
      Nu: –       +  R – L+   →        Nu+  – R     + L: 
      Keterangan :
      Nu       : atau Nu:¯ adalah nukleofil
      L          : atau L:¯    adalah gugus pergi
      Ion atau molekul yang merupakan basa yang sangat lemah, seperti I¯, Cl¯, Br¯merupakan gugus pergi yang baik, karena mudah dilepaskan ikatannya dari atom C substrat. Sedangkan nukleofil yang baik adalah nukleofil yang berupa basa kuat.  

      Sekarang Kita akan membahas urutan atau tingkatan kekuatan dari Nukleofilitas ,


      Beberapa Faktor lain yang menyebabkan kuat atau tidak nya nukleofil dapat diamati sebagai berikut : 

      Sumber : 
      https://www.slideshare.net/KikisKunangkunang/bab-4reaktivitasdanmekanisme
      https://www.academia.edu/8733206/SUBSTITUSI_NUKLEOFILIK_ALIFATIK
      https://www.masterorganicchemistry.com/tips/what-makes-a-good-nucleophile/
    • 0 Comments
    • Readmore . . .
    • Add Comment

Mekanisme Reaksi Eliminasi Pada Alkohol Dan Alkil Halida


    • Pengertian Reaksi Eleminasi
           Eliminasi adalah jalur alternatif ke substitusi. Berlawanan dengan reaksi adisi dan menghasilkan alkena. Eliminasi dapat berkompetisi dengan substitusi dan menurunkan jumlah produk,. reaksi satu langkah disebut dengan reaksi E2, sedangkan reaksi dua langkah disebut dengan reaksi E1. Harap diingat bahwa simbol angkat pada huruf E ( ELEMINATION ) tidak melambangkan jumlah langkah. E2 dan E1 menyatakan kinetika reaksi yaitu berturut-turut bimolekuler dan unimolekuler.

          Pada sebagian besar reaksi eleminasi organik , minimal satu hidrogen dilepaskan membentuk ikatan rangkap dua. Dengan kata lain akan terbentuk molekul tak jenuh. Hal tersebut memungkinkan sebuah molekul melangsungkan reaksi eleminasi reduktif, dimana valensi atom pada molekul menurun dua. Jenis reaksi eliminasi yang penting melibatkan alkil halida,
      dengan gugus yang pergi ( leaving group ) yang baik , bereaksi dengan basa lewis membentuk alkena.
      Perhatikan contih reaksi eliminasi berikut ini :


      Reaksi eliminasi adalah kebalikan dari reaksi adisi. Ketika senyawa yang tereliminasi asimetris,maka regioselektivitas ditentukan oleh aturan Zaitsev

      REAKSI ELEMINASI PADA ALKIL HALIDA

      1) REAKSI E1

      Ingatkah apa yang terjadi pada reaksi SN1 ? 
      1.Grup yang pergi membentuk karbokation
      2.Serangan Nukleofil

      Baik , jika kamu mencoba mengerjakan beberapa reaksi SN1, maka kamu akan sering melihatnya
      ditemani oleh produk , kamu juga akan mendapatkan "ALKENA"
      Seperti yang kita tahu sekarang , alkena adalah produk dari reaksi eleminasi

      jadi apa yang dapat terjadi mengarahkan pada reaksi eleminasi ?
      ini adalah beberapa kemungkinannya : 
      1. Leaving grup pergi dan membentuk karbokation
      2. Sebaliknya dari sebuah serangan nukleofil terhadap karbokation , kita malah menghapus sebuah atom hidrogen dari atom karbon yang terikat pada karbokation dan ini membentuk "alkena"

            Seperti pada reaksi SN1 , Kecepatan dari reaksi ini hanya tergantung pada konsentrasi dari alkil halida itu sendiri. jadi reaksi ini disebut "Unimolekular"

      kita menyebut mekanisme E1 ( Eleminasi,Unimolekular ) , Sebagai contoh :


      Disini beberapa fakta mengenai Reaksi E1 : 
      1. Seperti Reaksi SN1, halangan terbesarnya adalah kestabilan karbokation
      2. Urutan Kecepatannya adalah Tersier > Sekunder > Primer
      3. Seperti Reaksi SN1, reaksinya dengan karbokation dapat menjalani penataan kembali seandainya mungkin untuk membentuk karbokation yang lebih stabil
      4. Semua reaksi eleminasi E1 mengikuti aturan Zaitsev
      5. Reaksi ini terbantu oleh "Panas"
      6. Reaksi E1 bisa juga dipromosikan melalui penambahan dari asam menjadi alkohol.
      7. Hal yang penting yaitu asam yang digunakan untuk eleminasi adalah H2SO4. Ini sangat penting karena dapat membawa kepada formasi karbokation dan H2SO4 (-) anion, tetapi HSO4 (-) adalah nukleofil yang lemah. Jadi daripada menambahkan nukleofil ke karbokation , air dapat menghapus sebuah proton untuk membentuk alkena

      2)REAKSI E2

           Reaksi E2 merupakan reaksi eleminasi bimokuler. Reaksi E2 hanya terdiri dari satu langkah mekanisme dimana ikatan karbon-hidrogen dan karbon-halogen terputus membentuk ikatan rangkap C=C. Reaksi E2 dilangksungkan oleh alkil halida primer dan sekunder. Reaksi ini hampir sama dengan reaksi SN2. REaksi E2 secara khusus menggunakan basa kuat untuk menarik hidrogen asam dengan kuat. Perhatikan gambar berikut :


      REAKSI ELEMINASI PADA ALKOHOL

      Reaksi eliminasi air dari alkohol/alkanol (dehidrasi)

      Alkohol/alkanol dapat bereaksi membentuk alkena dengan bantuan katalis H2SO4 pekat berlebih

      Alkohol/alkanol berlebih dapat bereaksi membentuk eter dengan bantuan katalis H2SO4 pekat

      Kondisi Reaksi E1

      Lebih lengkapnya silahkan pahami Slide berikut :


      Permasalahan dalam materi kali ini :
      1. Apa yang terjadi jika pada reaksi E2 terdapat lebih dari 1 atom hidrogen beta ?
      2. Mengapa Reaksi E1 disebut dengan reaksi unimolekular  sama halnya seperti reaksi SN1 ?
      3. Bagaimana cara kita menentukan kapan menggunakan reaksi E2 atau E1 ? uraikan secara sederhana .

      Sumber :
       https://www.slideshare.net/elfisusanti/reaksi-eliminasi-1961874
      http://www.jejaringkimia.web.id/2016/02/jenis-reaksi-pada-alkohol-alkanol-dan.html
      https://www.ilmukimia.org/2013/05/reaksi-eliminasi.html
      https://www.masterorganicchemistry.com/tips/the-e1-reaction/
    • 4 Comments
    • Readmore . . .
    • Add Comment

Popular Post

Followers

Powered by Blogger.

- Copyright © 2018 OR & ME - KIMIA ORGANIK DAN SAYA - Powered by Blogger - Designed by DJ -